Asyiknya belajar Sains Alam (IPA)

Sebagai orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, kita tentu mengetahui benar bahwa ada mata pelajaran tertentu yang dianggap sulit, tidak memiliki daya tarik bagi sebagian siswa/anak didik. Matematika, sains alam, sains sosial dan Bahasa Inggris biasanya menduduki peringkat tertinggi dalam urusan “ditakuti dan dibenci siswa”. Keresahan guru pemegang mata pelajaran ini bukan lagi menjadi hal yang rahasia. Kenyatannya nilai ujian keempat mata pelajaran ini sering dibawah rata-rata nilai mata pelajaran lainnya seperti kertakes, penjaskes dan Bahasa Indonesia. lalu, bagaimanakah cara yang dapat kita lakukan agar santri yang kita didik tidak lagi membenci dan menakuti empat pelajaran yang sering dijadikan momok?

Sains alam itu sebenarnya adalah mata pelajaran yang paling asyik. Paling menarik, karena kita sebenarnya belajar diri kita sendiri. Sains alam seyogyanya tidak diajarkan kepada siswa sebagai suatu materi pelajaran yang langsung jadi, yang harus dihafalkan oleh siswa. Sains alam sebaiknya dipelajari melalui suatu proses penemuan, proses belajar sendiri dari alam sebagai objek yang dipelajari. Dalam belajar sains alam proses pembentukan pengetahuan ini harus dibangun sendiri oleh siswa berdasarkan realitas yang ada di alam, yang dibimbing atau difasilitasi oleh guru. Belajar Sains Alam merupakan suatu proses mencari tahu mengenai benda-benda, makhluk hidup dan berbagai fenomena atau kejadian alam untuk membangun pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, proses penemuan serta membangun sifat ilmiah. Dalam dunia pendidikan di sekolah dasar, sains alam atau yang lebih dikenal dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran, belajar Sains Alam harus dirancang sesuai dengan kebutuhan, karakter dan kemampuan anak didik. Tidak bisa hanya dilakukan hanya sekedar transfer ilmu (transfer knowledge) dari guru ke siswa, apalagi tingkat berpikir anak usia SD (6-12 tahun) adalah operasional konkret sehingga program pembelajaran Sains Alam SD yang tepat adalah belajar dari alam langsung sebagai objek yang dipelajari. Permodelan sangat diperlukan untuk belajar sains alam. Manusia, hewan, tumbuhan dan berbagai kejadian alam yang ada di lingkungan siswa itulah yang sebenarnya merupakan model untuk belajar. Siswa harus diajak untuk mengamati obyek alam tersebut dengan panca inderanya sendiri. Dengan demikian pembelajaran akan terasa lebih bermakna.

Dengan belajar Sains alam anak usia SD bisa dikenalkan dengan pendidikan kecakapan hidup (life skill education). Dalam hal ini siswa tidak hanya diajak untuk belajar mengetahui, mengerti dan memahami pengetahuannya mengenai alam. Tetapi siswa juga diajak untuk membiasakan diri dalam menggunakan pengetahuannya itu untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Seperti belajar bagaimana cara menggunakan, merawat dan melestarikan alam. Sehingga melalui pembelajaran sains alam siswa mampu membangun keyakinannya bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah sehingga mampu menumbuhkan pribadi yang selalu bersyukur.


13 Responses to “Asyiknya belajar Sains Alam (IPA)”

  1. […] Sebagai orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, kita tentu mengetahui benar bahwa ada mata pelajaran tertentu yang dianggap sulit, tidak memiliki daya tarik bagi sebagian siswa/anak didik. Matematika, sains alam, sains sosial dan Bahasa Inggris biasanya menduduki peringkat tertinggi dalam urusan “ditakuti dan dibenci siswa”. Keresahan guru pemegang mata pelajaran ini bukan lagi menjadi hal yang rahasia. Kenyatannya nilai ujian keempat mata pelajaran ini sering dibawah rata-rata nilai mata pelajaran lainnya seperti kertakes, penjaskes dan Bahasa Indonesia. lalu, bagaimanakah cara yang dapat kita lakukan agar santri yang kita didik tidak lagi membenci dan menakuti empat pelajaran yang sering dijadikan momok? selanjutnya […]

  2. Ketertarikan seorang anak pada suatu bidang studi memang tak bisa dipaksakan, hal tersebut sudah merupakan nature tiap individu. Tapi, dengan mengemas pembelajaran ‘momok’ sebaik-baiknya dan menciptakan iklim kelas yang positif, penuh kehangatan, empati, dan antusiasme akan sangat membantu siswa untuk terlepas dari perasaan tertekan dengan pelajaran ‘momok’ tsb.

  3. (Dikutip dari: Harian RADAR Banjarmasin, Senin, 16 Juni 2008)

    Strategi (R)Evolusi Ilmu Sosial Milenium III
    (Kadaluarsa Ilmu: Re-Imagining Sociology)
    Oleh: Qinimain Zain

    FEELING IS BELIEVING. MULANYA teori baru diserang dikatakan tidak masuk akal. Kemudian teori tersebut itu diakui benar, tetapi dianggap remeh. Akhirnya, ketika teori itu sangat penting, para penentang akan segera mengklaim merekalah yang menemukannya (William James).

    KETIKA Dr Heidi Prozesky – sekretaris South African Sociological Association (SASA) meminta TOTAL QINIMAIN ZAIN (TQZ): The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority (2000) sebagai materi sesi Higher Education and Science Studies pada Konferensi SASA medio 2008 ini, saya tidak terkejut. Paradigma baru The (R)Evolution of Social Science – The New Paradigm Scientific System of Science ini, memang sudah tersebar pada ribuan ilmuwan pada banyak universitas besar di benua Amerika, Afrika, Asia, Eropa dan Australia. Pembicaraan dan pengakuan pentingnya penemuan juga hangat dan mengalir dari mana-mana.

    Contoh, dari sekian banyak masalah telah dipecahkan paradigma ini adalah menjawab debat sengit hingga kini keraguan ilmuwan sosial akan cabang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan di berbagai belahan dunia. Tanggal 2-5 Desember 2008 nanti, akan digelar The Annual Conference of The Australian Sociological Association (TASA) 2008 di Australia, dengan tema Re-imagining Sociology. (Judul tema Re-Imagining Sociology, diambil dari judul yang sama buku Steve Fuller (2004), seorang profesor sosiologi dari Universitas Warwick, Inggris).

    Lalu, apa bukti (dan pemecahan re-imagining sociology dalam paradigma TQZ) masalah sosiologi sampai ilmuwan sosial sendiri meragukannya?

    PARADIGMA (ilmu) sosial masih dalam tahap pre-paradigmatik, sebab pengetahuan mengenai manusia tidaklah semudah dalam ilmu alam (Thomas S. Kuhn).

    Ada cara sederhana untuk menjadi ilmuwan menemukan (masalah) penemuan (dan memecahkannya) di bidang apa pun, yaitu meneliti seluruh informasi yang ada di bidang itu sebelumnya dari lama hingga terbaru. (Sebuah cara yang mudah tetapi sangat susah bagi mereka yang tidak berminat atau malas). Mengenai informasi dari buku, menurut Isadore Gilbert Mudge, dari penggunaan buku dibagi dua, yaitu buku dimaksudkan untuk dibaca seluruhnya guna keterangan, dan buku yang dimaksudkan untuk ditengok atau dirujuk guna suatu butir keterangan pasti. Keduanya punya kelebihan masing-masing. Yang pertama luas menyeluruh, yang kedua dalam terbatas hal tertentu.

    Berkaitan menonjolkan kelebihan pertama, Dadang Supardan (2008: 3-4), menyusun buku Pengantar Ilmu Sosial (Sebuah Kajian Pendekatan Struktural), cetakan pertama, Januari 2008, yang mendapat inspirasi pemikiran ilmuwan sosial Jerome S. Bruner, bahwa mata pelajaran apa pun lebih mudah diajarkan (dan dipahami) secara efektif bila struktur (fakta, konsep, generalisasi, dan teori) disiplin ilmu seluruhnya dipelajari lebih dahulu, yaitu lebih komprehensif, mudah mengingat, mengajarkan, dan mengembangkannya.

    KLAIM sah paling umum dan efektif mengajukan paradigma baru adalah memecahkan masalah yang menyebabkan paradigma lama mengalami krisis (Thomas S. Kuhn).

    Lalu, apa hubungannya buku pengangan universitas yang baik ini dengan debat keraguan sosiologi?

    Dadang Supardan (2008:98), mengutip David Popenoe, menjelaskan jika ilmu sosiologi ingin tetap merupakan sebuah ilmu pengetahuan maka harus merupakan suatu ilmu pengetahuan yang jelas nyata (obvious). Dadang mengungkap, ahli sosiologi sering menyatakan bahwa mereka banyak menghabiskan uang untuk menemukan apa yang sebenarnya hampir semua orang telah mengetahuinya. Sosiologi dihadapkan dengan dunia masyarakat yang sebenarnya tidak begitu aneh, di mana orang-orang yang secara umum sudah akrab ataupun mengenal konsep-konsep yang diperkenalkan dalam bidang sosiologi. Sebaliknya, sebagai pembanding, dalam pokok kajian pada kelompok ilmu kealaman adalah sering berada di luar dunia dari pengalaman sehari-hari. Dalam menjawab permasalahan ilmu pengetahuan alam, temuan kajiannya memberikan ungkapan dalam bahasa dan simbol-simbol di mana kebanyakan orang hampir tidak memahaminya atau benar-benar dibawa dalam pengenalan konsep yang benar-benar baru.

    Lalu, inikah bukti kekurangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan? Ya (salah satunya).

    Sebenarnya sangat jelas lagi, masalah sosiologi ini sudah diungkap Dadang Supardan (2008: 4) sendiri di awal dengan mengutip Bruner pula. Menurut Bruner, terdapat tiga tahapan berpikir seorang pembelajar, yaitu enactive, iconic dan symbolic. Enactive terfokus pada ingatan, lalu iconic pola pikir tidak terbatas pada ruang dan waktu, tetapi seluruh informasi tertangkap karena adanya stimulan, kemudian tingkat symbolic, dapat dianalogikan masa operasi formal menurut Piaget. Dalam tahapan terakhir, siswa (dan siapapun – QZ) sudah mampu berpikir abstrak secara keilmuan pada tingkat yang dapat diandalkan, mengingat sudah mampu berpikir analisis, sintesis dan evaluatif.

    MENOLAK satu paradigma tanpa sekaligus menggantikannya dengan yang lain adalah menolak ilmu pengetahuan itu sendiri (Thomas S. Kuhn).

    Artinya, sosiologi yang dipelajari di sekolah dan universitas tanpa perangkat simbolik selama ini kadaluarsa dan hanya dapat disebut pengetahuan saja. Dan, untuk membuktikan kekurangan sosiologi tak perlu jauh-jauh (meski boleh agar nampak jelas) dengan ilmu kealaman, cukup dengan ilmu pengetahuan mantap masih golongan (ilmu) pengetahuan sosial juga yaitu ilmu ekonomi. Bukankah ilmu ekonomi dianggap ilmu (ratunya golongan ini) karena mencapai tingkat analogi simbolik bahasa ekonomi? (Karena itulah definisi ilmu pengetahuan dalam paradigma baru TQZ bukan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur (sistematis), tetapi kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur (sistematis), membentuk kaitan terpadu dari kode (symbolic), satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu. Untuk ilmu pengetahuan sosial paradigma milenium ketiga telah saya tetapkan International Code of Nomenclature TQO Employee fungsinya Operation dengan kode O, TQC Supervisor (Control-C), TQS Manager (Service – S), TQI Senior Manager (Information – I) dan Director (Touch – T)).

    Jadi, para ilmuwan sosial, sebenarnya sudah tahu sosiologi yang dipegang selama ini tidak layak disebut sebagai ilmu pengetahuan, meski belum tahu pemecahannya. Lantas, apa pentingnya solusi re-imagining sociology sekarang? Sangat pasti, salah satu cara memahami masyarakat untuk mengatasi krisis dunia (negara, bangsa, daerah, organisasi, usaha dan pribadi) yang semakin kompleks dan buntu selama ini. Dan, bagi lembaga penelitian dan pendidikan baik organisasi dan pribadi harus proaktif berbenah. Adalah fatal dan picik mengajarkan (ilmu) pengetahuan yang (kalau) sudah diketahui kadaluarsa dan salah, di berbagai universitas dan sekolah. Dunia (di berbagai belahan) sudah berubah.

    KALAU teori saya terbukti benar, Jerman akan mengakui saya sebagai seorang Jerman dan Prancis menyatakan saya sebagai warga negara dunia. Tetapi kalau salah, Prancis akan menyebut saya seorang Jerman, dan Jerman menyatakan saya seorang Yahudi (Albert Einstein).

    BAGAIMANA strategi Anda?

    *) Qinimain Zain – Scientist & Strategist, tinggal di Banjarbaru – Kalsel, e-mail: tqz_strategist@yahoo.co.id (www.scientist-strategist.blogspot.com)

  4. selain di alam gmn menerapkan pendidikan sains lebih cepat di mengerti anak.

  5. Aku juga sangat gemar sains…

  6. saya juga gemar sains karena dapat dimengerti

  7. i like study sainz alam, sains social

  8. aku ingin mrmiliki sains

  9. sangat enak belajar ipa dikomputer

  10. wow sains sekarang sudah kumiliki diluar kepala saya

  11. dengan adanya pelajaran itu,jadi kita harus lebih giat lagi dalam memfokoskan pikiran kita kemata pelajaran itu.jadi pelajaran itu menjadi daya tarik sendiri bagi kita

  12. Selamat Datang di Website OM AGUS
    Izinkan kami membantu anda
    semua dengan Angka ritual Kami..
    Kami dengan bantuan Supranatural
    Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat
    Mengagumkan…Bisa Menerawang
    Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore
    Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti
    Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..
    dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!!,hb=085-399-278-797
    Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual
    Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar
    dengan sangat Membutuhkan
    Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus
    OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya
    dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!
    Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini
    1. Di Lilit Hutang
    2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
    3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
    4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang

    Jangan Anda Putus Asa…Anda udah
    berada Di blog yang sangat Tepat..
    Kami akan membantu anda.

  13. i like sains

Leave a reply to klesha arum anandita putriana zulqhifa jihan Cancel reply